Jumat, 17 April 2009


Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa
aku bukan artis pembuat berita,tapi aku memang selalu kabar buruk buat penguasa
puisiku bukan puisi tapi kata-kata gelap yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan,ia tak mati-mati meski bola mataku diganti, ia tak mati-mati meski bercerai dengan rumah ditusuk-tusuk sepi,ia tak mati-mati telah kubayar yang dia minta umur-tenaga-luka
kata-kata itu selalu menagih padaku ia selalu berkata,kau masih hidup
aku memang masih utuh dan kata-kata belum binasa
(Wiji Thukul.18 juni 1997)
Jadi…Suara-suara itu tak bisa dipenjarakan,di sana bersemayam kemerdekaan,apabila engkau memaksa diam,aku siapkan untukmu: pemberontakan

Senin, 13 April 2009

HOMICIDE

HOMICIDE ( R.I.P, 1994-2007 )
more information :
www.myspace.com/homicidebdg


































































Minggu, 12 April 2009


Homicide - Nekrophone Dayz
Hip Hop tak turun dari langit begitu saja, ia punya jejak, langkah kaki dan sejarah. Ketika Public Enemy muncul, Hip Hop adalah sebuah tempat dimana orang orang bisa dengan bebas berkata tidak. Sama seperti Crass di tahun 70an, ataupun Dead Kennedy’s dan Black Flag di tahun 80-an. Mereka lahir dari satu vagina dan satu cipratan sperma bernama "Pemberontakan". Menjadi anak haram dari apa yang manusia sebut "budaya". Tapi apa yang membuat Hip Hop berbeda dengan hardcore/punk (atau culture culture lain misalnya noise dan sekutu sekutunya), adalah siapapun yang memegang microphone berbicara seperti seseorang yang kerasukan setan.
Saya mungkin adalah anak kemarin sore super bau ompol yang tidak pantas berbicara tentang Hip Hop pada jaman jaman keemasan itu. Tapi benar benar memuakkan ketika kau melihat seorang penari latar dan para selebritis super narsis bergaya breakdance-ria seakan akan mereka telah mengadopsi para b-boy dan dengan menjijikkannya membuat jutaan penonton histeris. Atau Ketika kau melihat seorang anak dengan jacket super tebal di bawah suhu 40 derajat yang mengangguk anggukan kepala bersama sama dengan aksesoris hip hop blink blink tai anjingnya, serta merta menggenggam disc man di tangan dan dengan sok soknya berkata "yo, what’s up nigga, i bring the flowz into townzzzz,, because I am the kingzzzz bla bla bla". you know it’s gonna fuckin come out of your mouth, "Hip Hop is dead".
Hip Hop mungkin sudah mati, tapi tidak di Bandung! Album Nekrophone Dayz membuktikannya! 18 track yang akan menghancurkan telinga dan sel sel di otakmu. Sebelum memiliki album ini, saya bela belain burn semua mp3 mp3 Homicide ke dalam cd-r (yang tidak pernah diberi label sampai hari ini), supaya bisa didengarkan di disc man. Sampai saya menggenggam cd ini di tanganpun, entah sudah berapa ratus atau ribu kali saya mendengarkan lagu lagu mereka tapi saya tak pernah bosan. Dari segi musik dan lirik, Homicide pantas mendapat jempolan.Lupakan old school atau new school, karena Homicide adalah hip hop yang tak pernah kau dengarkan sebelumnya.
***
Sebelum aku berbicara tentang 18 track di dalamnya, marilah kita membedah dahulu sampulnya. Di atas sampulnya, terdapat sebuah lambang segitiga dan mata. Cukup mengingatkan saya kepada lambang yang terdapat pada lembaran uang dollar. Lalu ada sebuah pisau yang menikam mata itu, dan sebuah tulisan "Homicide".
Saya cukup suka dengan design yang polos itu. Lalu di belakangnya terdapat sebuah tulisan "Rather be forgotten than remembered for giving in" (Lebih baik dilupakan daripada diingat karena menyerah). Sebuah line yang diambil dari sebuah band hardcore asal Sweden, REFUSED! Terperanjat, seakan akan REFUSED hidup kembali, tapi kali ini mereka berteriak dengan cara lain, dan yang pastinya mereka sedang memegang microphone!
Ternyata di dalamnya masih ada sebuah casing, dan Hup! Kau tarik pelan pelan cover itu. Kerennnnn terdapat lagi line super keren itu. Rasanya yang membuat covernya sangat sangat suka REFUSED. Ada sebuah boombox di area kuburan bersama sama dengan seseorang yang memegang cangkul. Entah apa artinya. Apakah itu artinya Hip Hop telah bangkit dari liang kubur bersama sama dengan cd ini? Atau Homicide adalah penggemar film horror? Siapakah orang yang memegang cangkul itu? Ah perduli setan.
Di dalamnya terdapat lyric sheet dan sebuah booklet berisi tulisan tentang perjalanan Homicide yang ditulis oleh Ucok Aka Morgue Vanguard. Tulisannya cukup lucu, tentang Homicide yang terhenti karena masa masa ditinggal pacar dan DO. Apalagi sampai minder main di konser grindcore. Saya juga tertawa kecil ketika Ucok bercerita bagaimana mereka berdebat dengan marxist-leninist-bau amis yang super ortodox itu.
Gambar yang terdapat di dalam booklet dan lyric sheet juga keren keren. Ada gambar tumpukan buku buku dan Tan Malaka, Karl Marx, Noam Chomsky. Buku bukunya juga bermacam macam, ada yang tentang zine, buku tentang orgasme, buku nights of love sampai kedaulatan rakyat ataupun catatan pinggir. Ada sebuah spray dan Biz Markie Greatest hit di dekat buku buku itu.
***
Track pertama, Post Mortem Hip Hop/ [Dis] Empowerment (Intro) dimulai. Diawali dengan suara suara aneh, dan lalu ada suara seorang MC teriak teriak gak jelas. Sayang sekali, karena tidak ada liriknya saya tidak tau apa tepatnya yang dibicarakan. Akhirnya musik terhenti dan ada suara "guerilla operation" (dan sejenis ini lah). Keren deh keren.. Akhirnya, terdapat potongan potongan dari banyak pembicara. Pembicaraan, pidato, lagu ataupun sesuatu politix. Dari suara orang ngerap sampai suara yang hardcore hardcore dan diakhiri dengan "whateva… whateva…".
***
Track kedua, Boombox Monger, lagu yang cukup seru!! Yang benar saja, liriknya benar benar keren. Setiap liriknya keren, dan tak mungkin saya tulis disini satu persatu.
Makhnovist yang melukis realisme sosialis diatas kanvas Dada /Post-Mortem Hip-Hop takkan pernah berkaca bersama Fukuyama / dialektikakami tanpa radio dan visualisasi anti-HBO / tanpa agenda politik partaiyang membuat Mussolini membantai D’Annunzio / juga korporasimultinasional yang menjadikanmu lubang senggama / kooptasi kulturtandingan yang berunding dalam gedung parlemen Partai Komunis Cina /yang mereproduksi Walter Benjamin ke tangan setiap seniman Keynesian /yang mensponsori festival insureksi dengan molotov cap Proletarian® /instruksi harian dalam mekanisme kontrol pergulatan menuju amnesia /lupakan Colombus, karena Bush dan Nike® telah menemukan Amerika® /inkuisisi mikrofonik dalam kuasa estetika / yang merevolusikan polakonsumsi menjadi intelektualisme organik seperti Gramsci / ekonomimembuat kami mendefinisikan otonomi pada mesin foto kopi / rimaanti-otoritarian memandikan bangkai Hiphop® yang tak pernah kau otopsi/ membaca peta kekuasaan seperti KRS-ONE dan MC Shan / sambil meludahimodernitas seperti Foucault diatas neraka Panopticon / ketikaMoralitas® telah berubah menjadi candu seperti Marxisme® dan Agama®/ maka MC mengambil mikrofon dan melahirkan tragedi dari puncakValhalla / karena Ardan® dan kalian hanya akan melahirkan kombinasibusuk seperti Iwan / dan Djody, dikotomi antara Farakhan, Amrozy, danNazi / bongkar paksa setiap parodi labirin eforia sensasional HarryRoesli / B-boy semiotika artifak simultan antara ekstasi dan revolusi /setiap properti privat adalah galeri dan merubah eksistensi / menjadipertahanan paling ofensif para Darwinis yang menolak menjadi partisan / Cukup keren kan? Tapi lebih keren lagi kalau membaca penjelasannya.
***
Altar Ruins adalah track yang sedang mengantri. Sebuah lirik yang ditulis di dalam bahasa inggris. Musiknya lumayan dark, dengan hentakan drum yang keren. Akhirnya di tengah tengah lagu itu ada sebuah gumaman dan teriakan.
DI penjelasannya, saya suka dengan line line:
Who needs ideology if ideas are for everyone?
Every tool is a weapon if you hold it right! - Ani DiFranco, sebotol coca cola akan memiliki makna yang berbeda jika terisi bensin dan secarik kain.
***
Puritan adalah lagu klasik Homicide. Lagu ini sebenarnya adalah kritik terhadap tradisi manusia manusia fasis dengan topeng agama dan Nasionalisme goblok, yang lebih memilih untuk menggunakan parang daripada otaknya. Mereka melakukan pembongkaran dan pemberangusan atas nama demokrasi dan agama. Entah sejak kapan manusia buta huruf yang tidak pernah baca buku itu tau siapa Albert Camus, Tan Malaka dan sederet penulis lain. Saya pun tak tau kenapa buku buku yang dimusnahkan itu disebut "kiri", mungkin yang menulis kidal?adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernyadahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya” / pastikan setiap temalegitimasi agama seperti hak cipta / supaya dapat kucuci seluruhkesucianmu dengan sperma / persetan dengan Surga® sejak parameterpahala / diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengannyawa / kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa / target operasidi antara segudang fasis seperti FBR di Karbala /
…aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layakbongkar / dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar /jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral / sampai apiterakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal / batalyon pembenciGommorah sucikan dunia dengan darah / menipiskan batas antara kotbahdengan gundukan sampah / jika membaca Albert Camus menjadi alasanbadan-leher terpisah / lawan api dengan api dan biarkan semua ratadengan tanah / lubang tai sejarah, memang dunia adalah / kakus raksasanikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah / jika idealisme-mutawaran untuk mengundang surga mampir / berikan bendera dan seragammu,kan kubakar sampai arang terakhir / sratus kali lebih dangkal darikolom Atang Ruswita / seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda/ untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian /tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan / mendukungkeagungan layak Heidegger mendukung Nazi / propaganda basi, wahyusurgawi dengan bau tengik terasi / jika suci adalah wajib dan perbedaanharus melenyap / maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalahbensin, kain dan botol kecap/
Rasanya tak mungkin semua potongan liriknya saya tulis. Entah bagaimana, lagu ini terdengar di kalangan manusia manusia beragama. Lagu ini sempat melegenda, karena setelah puas dengan penggebrekan dan pemusnahan buku, fasis fasis itu dengan hebatnya mengancam Homicide dengan alasan basi "penghinaan agama".
***
Lagu yang berikutnya adalah, Semiotika Rajatega. Lagu yang benar benar lucu, lagu untuk ngediss. Kalau saja seorang MC dihadapkan dengan lagu ini, maka bisa dipastikan dia hanya memegang microphone dan menjilatnya seperti menjilat es krim dengan kondom rasa strawberry.MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista / hampir sulitmembedakan antara bacot patriot dan miskin logika / bicara tentangskill dan kompetisi, mengobral sompral / jatuh setelah berkoar, laridengan ujung kontol terbakar / MC butuh federasi dan breakbeats berdasi/ untuk sekantung wacana basi dan eksistensi / MC Tampon, mencobamembuat mall menjadi Saigon / amunisi tanpa kanon, mucikari martir yanggagal mencari bondon / sarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyaiGolkar /
….
hiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis/ persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis / krisis identitas,menyebut teman nongkrongnya ‘niggaz’ / sebut dan diss nama kami, kubuatbacot kalian karam seperti Tampomas /

lirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastis / danterlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal / dan masihjauh dibawah horizon minimal / memiliki nasib yang sama dengan PSSIdalam kancah internasional / hadirkan konfrontasi maka MC lari mencaripengacara / dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistiratanpa hak cipta / jangan berharap unggul dengan skill bualan ala TVMedia / yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria

Then my favourite line:persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur / duamikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur
Lalu diakhiri dengan:
MC Yang sama petantang-petentengsekarang membawa Icon Peace lebih banyak daripada anggota SlankKalian para martir hiphop, patriot tai kucingYang membela lubang pantat logika dengan darahSiapkan microphone kalian dan siapkan untuk menutup lubang tai sejarahdan bagi kalian yang menginterpretasikan lagu ini untuk kalian..Lebok tah Anjing!
***
From Ashes Rise! FIghting Black Bloc in Genoa Rise! All ya’ll DIY Militias Rise! Food Not Bombs World Wide Rise! Every Fighters All over Indonesia, Rise!
I think it speak for itself
***
Banyak sekali remix, seperti versi lain puritan, From AShes Rise Remix, dan Boombox Monger Remix. Beberapa track yang hanya berupa pembacaan puisi adalah Sajak Suara (Karya Wiji Tukul) dan Barisan Nisan.
Hanya suara suara kasar di background, dan seperti pembacaan puisi Ucok mulai memaki. Ah, betul betul keren. Salah satu line favourite saya di lagu Barisan Nisan:
"Oh Betapa menariknya dunia yang sudah pasti, menjamin semua nyawa dan pluralitas dengan lembaran kontrak asuransi, dengan janji pahala bertubi, dengan janji akumulasi lebih, bursa saham, dan dengan semantik semantik kekuasaan yag hanya berarti dalam kala ketika peroiode berkala para repreentatif di gedung parlemen memulai tawae-menawar jatah kursi dan kekuatan hanya berlaku pasca konsumsi cairan suplemen tonik dan para bigot bertemu kawanan dan cinta hanya akan berlabuh setelah melewati sederetan birokrasi ideologi berwarna merah, hijau, hitam, kunidng dan biru, merah, putih dan biru, merah, dan putih"
***
Mungkin sangat mustahil untuk mereview setiap track dan menjelaskan arti dari setiap lirik di album ini. Karena nantinya, review ini akan menjadi sangat sangat panjang sekali. Tapi saya sangat merekomendasikan album ini. Ah, satu lagi line keren di lagu membaca Gejala dari Jelaga "Kita tantang kutukan, kita kutuk pantangan".

Semioteka Rajatega
by Homicide
MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatistahampir sulit membedakan antara bacot patriot dan miskin logikabicara tentang skill dan kompetisi, mengobral sompraljatuh setelah berkoar, lari dengan ujung kontol terbakarMC butuh federasi dan breakbeats berdasiuntuk sekantung wacana basi dan eksistensiMC Tampon, mencoba membuat mall menjadi Saigonamunisi tanpa kanon, mucikari martir yang gagal mencari bondonsarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyai Golkarbongkar essay kacangan lulabi usang pasca makargelora manuver rima Kahar Muzakartak akan pernah dapat menyentuh beat pembebasan B-Boy Ali Asgharhiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habispersis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisiskrisis identitas, menyebut teman nongkrongnya ‘niggaz’sebut dan diss nama kami, kubuat bacot kalian karam seperti Tampomasberusaha setengah mati menjadi negasiberlindung dibelakang pembenaran interpretasi, basa-basimengobarkan kebanggaan dengan microphone terserettak sabar menunggu saat monumental kalian berduet dengan Eurrico Guterrez /Ternyata rencana invasimu lebih meleset dari konsepsidan prediksi partai marxist akan kematian borjuasimelemparkan invitasi MC pada setiap rimadan Homicide masih mendominasi sensus kematian populasi akibat rajasingaMC adalah negara yang membuat kontradiksi tak pernah finaltanpa menifestasi yang sesubstansial gerilyawan maoist di Nepallirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastisdan terlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikaldan masih jauh dibawah horizon minimalmemiliki nasib yang sama dengan PSSI dalam kancah internasionalhadirkan konfrontasi maka MC lari mencari pengacaradan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistira tanpa hak ciptajangan berharap unggul dengan skill bualan ala TV Mediayang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria///representasi yang membuatmu nampak seperti fatamorganamembuat setiap microphone battle berakhir dengan wajah yang samapersetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsurdua mikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur /Memang memuakkan melayani diplomasi scene lawakantapi pasti kalian dapatkan jika kalian menginginkan konflik atas nama kebanggaanbidani bacot murahan tentang imortalitas hiphop seperti liang duburpahlawan kesiangan yang membuat lagu lama konservatif keluar liang kuburkarena aku adalah seorang kapiten nerakamematahkan pedang panjang para lokalis duplikat dan plagiat para Wu-Tangarwah objek kritik lapuk layak sosialisme ilmiahkalian ancam kami dengan lulabi akidahpaku dalam bingkai kaca keagungan moralitas, persetan kuantitaskematian memang identitas yang tak perlu imortalitaslabel adalah reduksi, komoditas residu industrikultural hegemoni, membidani oponen dalam posisiProsa pramudya yang bukan Ananta ToerMengepal jemari meski dengan batas teritori yang terkuburmemenej kalbu tanpa retorika Aa Gymnastiarmenembus urat nadi distribusi tanpa harus membuat izinku terdaftarMC menabur bensin dan tak pernah punya nyali menyalakan korekmembacot dibelakang punggung lebih parah dari CekNRicek[] MC Yang sama petantang-petentengsekarang membawa aikon biz lebih banyak daripada anggota SlankKalian para martir hiphop, patriot tai kucingYang membela lubang pantat logika dengan darahSiapkan microphone kalian dan siapkan untuk menutup lubang tai sejarahdan bagi kalian yang menginterpretasikan lagu ini untuk kalian..Lebok tah Anjing!

Selasa, 07 April 2009


HOMICIDE R.I.P! (Tulisan Personal Saya)
Aug 27, '07 2:57 AMfor everyone
i said: "kiss me, you're beautiful - these are truly the last days" you grabbed my hand and we fell into it like a daydream or a fever- Dead Flag Blues, Godspeed You! Black Emperor.Sore itu saya terkaget-kaget ketika mengunjungi situs nekrophone.com. Biasanya dalam kurun waktu tertentu saya masuk kesitu untuk sekedar melihat kalau-kalau saja sudah ada update baru seputar informasi soal grup hiphop favorite saya, Homicide. Sore itu saya menemukan website mereka ditutup dan hanya menyisakan satu halaman dengan tulisan besar "HOMICIDE IS OVER" dan diikuti dengan kata-kata diatas tadi.Saya sungguh menyayangkan bubarnya Homicide. Sungguh bagi saya pribadi, Homicide merupakan salah satu grup musik (dan satu-satunya grup lokal) yang begitu banyak memberi pengaruh bagi kehidupan saya secara personal.Saya pertama kali mendengarkan Homicide ketika SMP di sebuah lagu milik Puppen, 'United Fist'. Sebelumnya saya pernah mendengar nama mereka hanya sebatas konon, dari kakak yang sudah cukup umur melihat mereka manggung di festival Hullabaloo ditahun 94-an. Dikala itu saya sama sekali tidak mendengarkan hiphop atau musik populer secara umumnya, maklum masih kelas 6 SD. Featuring mereka di album MKII milik Puppen itu cukup keras gaungnya, hipmetal waktu itu (atau gabungan antara metal/HC dan rap) belum begitu populer membuat lagu itu sangat stand-out pada masanya, terlebih di lokal. Dari situ saya mencari keberadaan dua MC yang konon tergabung dibawah nama Homicide sampai beberapa bulan kemudian saya mendapatkan album kompilasi 'Brain Beverages' yang berisikan band-band bawah tanah Bandung dan Homicide ada disitu sebagai salah satunya. Lagu mereka di kompilsi itu 'State of Hate' mencuri perhatian scene bawah tanah yang pada saat itu didominasi metal/punk/hc. Tiga orang MC; Aszi, Ucok dan Lephe, membelalakan mata scene lokal bahwa ada grup hiphop dengan aura pembrontakan yang begitu intens yang membuat hiphop tak lagi memalukan di tanah air. Namun hinga mereka bubar pun ternyata, mereka memang lebih eksis di scene HC/Punk dibandingkan popularitas mereka di scene hiphop sendiri.Tahun demi tahun sesudahnya, Homicide tak pernah merilis apapun kecuali CD-R demo mereka yang beredar terbatas, rumor mereka tak pernah solid gara-gara banyak hal, mulai dari urusan kebanyakan terlibat di pergerakan sampai tak punya duit. Mereka hanya eksis dibeberapa panggung kecil namun cukup fenomenal, salah satunya saya pernah mendengar mereka berteriak 'Hiphop is Dead!' disebuah acara rap ditahun 2000, kontroversial disaat orang2 belum mengerti frase itu. Hingga pada tahun 2002 mereka menggebrak lagi, kali ini mereka datang dengan dua surprise; Lephe keluar dan dua MC sisanya, Ucok dan Aszi merilis materi luar biasa, split dengan Balcony "Hymne Penghitam Langit dan Prosa Tanpa Tuhan". Materi Homicide di split ini lah yang beredar kemana-mana, mp3-nya dikopi dari warnet ke warnet, PC ke PC terutama dua single klasik kontroversial mereka dari EP ini, "Puritan" dan "Semiotika Rajatega". Sempat pula jadi E.P bertitel "Prosa Tanpa Tuhan" dan beredar terbatas pula, dan di Malaysia dirilis ulang dengan diganti judul menjadi "Godzkilla Necronometry".Lirik mereka begitu kuat, cerdas, tajam menyilet dan tanpa basa-basi menampar status quo baik dalam bentuk tradisi hiphop lokal yang menyebalkan hingga tradisi musik politik yang selalu begitu-begitu saja. Mereka menyuguhkan sesuatu yang benar-benar baru bagi saya. Politik yang menyebalkan ditangan (mungkin lebih tepat di'mulut') mereka menjadi begitu 'rock n roll'. Style mereka berevolusi sedemikian rupa hingga begitu intens-nya, dan tak pernah ada sebelumnya di khasanah rap tanah air. Saya pernah baca resensi mereka yang menyebut usaha mereka mengawinkan bahasa 'intelektual' dan bahasa 'terminal' (bahasa tak senonoh) dengan begitu solidnya. Begitulah, Setiap sisi rima mereka hampir tak ada celah kelemahan, kecepatan-nya yang merepet, flow ajaib, metafor brilian, kecerdasan kata-kata membentuk sebuah thought-provoking message yang nyaris sempurna.Tahun-tahun berikutnya saya sempat mendengar mereka bubar, tepatnya Aszi aka Sarkasz yang menggantung mikropon dan meninggalkan Homicide dalam status tak jelas selama berapa lama. namun ini kemudian dibantah lagi dengan dobrakan dahsyat selanjutnya. The Nekrophone Dayz pun dibuat tahun 2006 awal dengan gelombang dampak lebih gila lagi. Album semi antologi itu mendapat review positif dari media bawah tanah hingga Rolling Stone dan Jakarta Post. Kali ini menghadirkan track2 baru dimana Ucok sendirian menggenggam mic tanpa menghilangkan sedikitpun kebuasan Homicide dalam hal lirik dan musik. bahkan lagu klasik baru lahir di album ini, dari 'Rima Ababil' hingga 'Belati Kalam Profan' dan tentunya track yang menggetarkan hati, 'Barisan Nisan'.Dari mereka pula saya mendapatkan perspektif baru mengenai politik. Politik yang menurut mereka tidak selalu berurusan dengan negara, parlemen dsb. Politik dengan 'p' kecil, bukan 'P' besar. Politik yang begitu menggairahkan, karena mereka mendobrak sekat anatara isu politik dan isu personal dengan begitu gamblangnya. Bahwa menentukan arah hidup kita sendiri dan berbagi kehidupan adalah isu politik yang paling penting. Ujar Ucok "menjalani hidup sehidup mungkin" adalah sebuah keputusan politik paling menentukan dalam hidup kita, yang kurang lebih artinya menolak tunduk pada arus hari ini, menolak satu blueprint tentang kehidupan, dan menjadikan hidup sebagai sebuah 'proyek' yang hanya akan berujung selesai jika kita mati.Terus terang, ini cukup banyak memberi saya arti. Homicide lebih dari sekedar memperkenalkan bentuk hiphop yang lain, atau mengenalkan saya pada banyak wacana diluar sana. Namun semua yang bagus dalam hidup memang cepat selesai, meskipun 13 tahun itu tidak sebentar, saya tetap menyayangkan Homicide bubar. Saya sempat mendengar Ucok meneruskan proyek Homicide dengan membentuk grup baru, Trigger Mortis. Saya menaruh banyak harapan disini. Semoga proyek musikalnya atau apapun itu, tidak berhenti sampai disini.Adios Homicide, thanks for inspiring years..., we owe u inspirations.

Tags: , ,

Boombox Monger


jika konsumen adalah raja maka industri adalah Kasparovdan setiap vanguard lapangan tak lebih Lenin dari Ulyanovmencari poros molotovyang tak lebih busuk dari kritik kapitalisme George Sorossenyawa dari nyawa kreator dan sendawa para insureksionis berkosmosruang diluar buruh dan boss, dan kertas Pemilu yang kau coblosdimana komrad ku mengganti logos dan kamus dengan batu Sisifusmemutus selang infus negara dan institusi sampai mampuspada lahan bertendensi kooptasi Sony dan empty-V dan para radio penyedot phallusfasis bertitah ‘harus’, mengayunkan pedang pada sayap setiap Ikarusdengan hirarki dalam modus operandi layak Kopassusmicrophone bagi kami adalah pemisah kalam dengan pembebasan yang mengkhianatimilisi tanpa seragam koloni, hiphop philantrophy seperti Upskiresureksi boombox yang sama pada Madison Park awal delapan puluhanmembawa ribuan playlist dari Chiapas, Kosovo dan Jalur GazaSeattle dan Praha, Checnya, Genoa, Yerusalem, Dili dan Tripoliuntuk api militansi aktivisme yang meredup pasca molotov terakhir terlempar di Semanggiobituari dari lini terdepan milisi pada garis batas demarkasijelaga resistansi lulabi penghitam langit tanpa teritorilogika tanpa kuasa perwakilan yang layak dikremasiketika senjata bermediasi, ketika ekonomi dan valas berubah sosok menjadi tiranijelajahi setiap kemungkinan dengan kain kafan modernisasiprosa beraliansi dengandekonstruksi surga-neraka rakitan, militansi tanpa puritanVerbal Homicide, Rock-Steady Bakunin, MC Klandestinpada peta sirkuit boombox para B-boy kami adalah Fretilin dalam kacamata Bakin / Makhnovist yang melukis realisme sosialis diatas kanvas DadaPost-Mortem Hip-Hop takkan pernah berkaca bersama Fukuyamadialektika kami tanpa radio dan visualisasi anti-HBOtanpa agenda politik partai yang membuat Mussolini membantai D’Annunziojuga korporasi multinasional yang menjadikanmu lubang senggamakooptasi kultur tandingan yang berunding dalam gedung parlemen Partai Komunis Cinayang mereproduksi Walter Benjamin ke tangan setiap seniman Keynesianyang mensponsori festival insureksi dengan molotov cap Proletarian®instruksi harian dalam mekanisme kontrol pergulatan menuju amnesialupakan Colombus, karena Bush dan Nike® telah menemukan Amerika®inkuisisi mikrofonik dalam kuasa estetikayang merevolusikan pola konsumsi menjadi intelektualisme organik seperti Gramsciekonomi membuat kami mendefinisikan otonomi pada mesin foto kopirima anti-otoritarian memandikan bangkai Hiphop® yang tak pernah kau otopsimembaca peta kekuasaan seperti KRS-ONE dan MC Shansambil meludahi modernitas seperti Foucault diatas neraka Panopticonketika Moralitas® telah berubah menjadi candu seperti Marxisme® dan Agama®maka MC mengambil mikrofon dan melahirkan tragedi dari puncak Valhallakarena Ardan® dan kalian hanya akan melahirkan kombinasi busuk seperti Iwandan Djody, dikotomi antara Farakhan, Amrozy, dan Nazibongkar paksa setiap parodi labirin eforia sensasional Harry RoesliB-boy semiotika artifak simultan antara ekstasi dan revolusisetiap properti privat adalah galeri dan merubah eksistensimenjadi pertahanan paling ofensif para Darwinis yang menolak menjadi partisan

HOMICIDE - PURITAN


adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernya dahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya” / pastikan setiap tema legitimasi agama seperti hak cipta / supaya dapat kucuci seluruh kesucianmu dengan sperma / persetan dengan Surga® sejak parameter pahala / diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengan nyawa / kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa / target operasi di antara segudang fasis seperti FBR di Karbala / karena aku adalah libido amarahmu yang terangsang dalam genangan darah / selangkangan Shanty jika kau menyebut parang bagian dari dakwah / melahap dunia menjadi pertandingan sepakbola / penuh suporter yang siap membunuh jika papan skor tak sesuai selera / para manusia-unggul warisan Pekan Orientasi Mahasiswa / paranoia statistika agama, wacana-phobia ala F.A.K / B-A-K-I-N tak pernah bubar, mewujud dalam nafas kultural / persis wakil parlemen yang kau coblos dan kau tuntut bubar / partai bisa ular, belukar liberal / Gengis Khan mana yang coba definisikan moral / persetankan argumentasi membakar bara masalah / dengan kunci pembuka monopoli anti-argumen komprehensi satu bahasa / instruksi air raksa mereduksi puisi hingga level yang paling fatal / kehilangan amunisi, sakral adalah ambisi / wadal modernisasi, program labelisasi Abu Jahal / distopia yang tak pernah sabar untuk menuai badai
aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layak bongkar / dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar / jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral / sampai api terakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal / batalyon pembenci Gommorah sucikan dunia dengan darah / menipiskan batas antara kotbah dengan gundukan sampah / jika membaca Albert Camus menjadi alasan badan-leher terpisah / lawan api dengan api dan biarkan semua rata dengan tanah / lubang tai sejarah, memang dunia adalah / kakus raksasa nikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah / jika idealisme-mu tawaran untuk mengundang surga mampir / berikan bendera dan seragammu, kan kubakar sampai arang terakhir / sratus kali lebih dangkal dari kolom Atang Ruswita / seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda / untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian / tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan / mendukung keagungan layak Heidegger mendukung Nazi / propaganda basi, wahyu surgawi dengan bau tengik terasi / jika suci adalah wajib dan perbedaan harus melenyap / maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalah bensin, kain dan botol kecap/ yo, fasis yang baik adalah fasis yang mati / fasis yang baik adalah fasis yang mati / fasis yang baik adalah fasis yang mati / tunggu di ujung jalan yang sama saat kalian mengancam kami /

HOMICIDE - Siti Jenar Cypher Drive


Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada apiBahwa di atas langit masih terdapat lapisan langitBahwa di atas langit masih terdapat berlapis surga tak berujung lapisSehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumi
Aku katakan sabda batu kepada apiDi bawah tanah masih terdapat dataran tak berpijakDi bawah tanah masih terdapat berlapis–lapis kerak nerakaSehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada apiPerihal bentangan kalam puputan yang lahir pasca rubuhnya dua menaraPasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasaKala semua ujung senjakala pembangkangan ini bermuara
Aku katakan sebuah sabda raja batu kepada lidah-lidah apiBahwa ada adalah tiada dan kekosongan itu bernyawaBahwa ketidakberujungan semesta adalah kehampaan bernyalaBagi mereka yang bernazar hidup tanpa hamba dan paduka
Aku katakan sabda batu kepada apiPerihal makna wahdatul wujud mengusung kebesaran nama semesta Dimana pada setiap hembusan nafas, kami bersenyawaKami yang tak memiliki apapun, tak juga surga, tak juga neraka
Kami yang tak memiliki apapun, tak juga surga, tak juga nerakaKami pula yang dapat menghadirkan keduanya bersenyawa di atas surga duniaTak ada tuan, tak ada hambaKehampaan ini bernyawa
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada apiPerihal riwayat hidup yang menggenang dibawah bendera klaim kebenaran Perihal jemaat yang merasa jumawa saat merasa Memiliki jejak riwayat kuasa yang meminta patuh semua nyawa
Aku katakan kepada kalian kutukan batu kepada apiPerihal sebuah kuasa yang berfana taklid pada kebenaran ala massifikasiPerihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kalaMereka yang telah keluar dari sarang-sarang mereka Dari pintu-pintu pabrikDari gerbang-gerbang korporasiDari jendela gedung-gedung parlemenMendatangi pintu-pintu rumah kalian Menumbalkan semua masa depan keturunan kalian
Perihal tuhan jejadian kontra kehidupan perihal datangnya kalaMereka yang keluar dari sarang-sarang mereka
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada apiBahwa di atas langit sana masih terdapat berlapis surga tak berujung lapisSehingga semua makna hirarki langit hanyalah persepsi muka bumiSehingga siapapun yang mengklaim dirinya pemimpin bumi adalah pendusta
Aku katakan kepada kalian sabda batu kepada apiSemua ujung senjakala pembangkangan ini bermuaraPasca sebuah akhir zaman yang mengawali pancaroba tanah dan angkasaSabda batu kepada apiApi kepada kaki kaki langit
Manunggaling kawula gusti mengusung AnokTanah ini berbisik perihal suaka pada kekosongan strataTak ada tuan, tak ada hambaAda adalah tiada, dan kehampaan ini bernyawa

SAJAK SUARA ( HOMICIDE )
sesungguhnya suara itu tak bisa diredammulut bisa dibungkamnamun siapa mampu menghentikan nyanyian bimbang dan pertanyaan-pertanyaan dari lidah jiwaku
suara-suara itu tak bisa dipenjarakandi sana bersemayam kemerdekaanapabila engkau memaksa diamaku siapkan untukmu: pemberontakan!
sesungguhnya suara itu bukan perampok yang ingin merayah hartamuia ingin bicara, mengapa kau kokang senjatamu dan gemetar ketika suara itu menuntut keadilan
sesungguhnya suara itu akan menjadi kataia lah yang mengajari aku bertanya dan pada akhirnya tidak bisa tidak engkau harus menjawabnya