
Homicide - Nekrophone Dayz
Hip Hop tak turun dari langit begitu saja, ia punya jejak, langkah kaki dan sejarah. Ketika Public Enemy muncul, Hip Hop adalah sebuah tempat dimana orang orang bisa dengan bebas berkata tidak. Sama seperti Crass di tahun 70an, ataupun Dead Kennedy’s dan Black Flag di tahun 80-an. Mereka lahir dari satu vagina dan satu cipratan sperma bernama "Pemberontakan". Menjadi anak haram dari apa yang manusia sebut "budaya". Tapi apa yang membuat Hip Hop berbeda dengan hardcore/punk (atau culture culture lain misalnya noise dan sekutu sekutunya), adalah siapapun yang memegang microphone berbicara seperti seseorang yang kerasukan setan.
Saya mungkin adalah anak kemarin sore super bau ompol yang tidak pantas berbicara tentang Hip Hop pada jaman jaman keemasan itu. Tapi benar benar memuakkan ketika kau melihat seorang penari latar dan para selebritis super narsis bergaya breakdance-ria seakan akan mereka telah mengadopsi para b-boy dan dengan menjijikkannya membuat jutaan penonton histeris. Atau Ketika kau melihat seorang anak dengan jacket super tebal di bawah suhu 40 derajat yang mengangguk anggukan kepala bersama sama dengan aksesoris hip hop blink blink tai anjingnya, serta merta menggenggam disc man di tangan dan dengan sok soknya berkata "yo, what’s up nigga, i bring the flowz into townzzzz,, because I am the kingzzzz bla bla bla". you know it’s gonna fuckin come out of your mouth, "Hip Hop is dead".
Hip Hop mungkin sudah mati, tapi tidak di Bandung! Album Nekrophone Dayz membuktikannya! 18 track yang akan menghancurkan telinga dan sel sel di otakmu. Sebelum memiliki album ini, saya bela belain burn semua mp3 mp3 Homicide ke dalam cd-r (yang tidak pernah diberi label sampai hari ini), supaya bisa didengarkan di disc man. Sampai saya menggenggam cd ini di tanganpun, entah sudah berapa ratus atau ribu kali saya mendengarkan lagu lagu mereka tapi saya tak pernah bosan. Dari segi musik dan lirik, Homicide pantas mendapat jempolan.Lupakan old school atau new school, karena Homicide adalah hip hop yang tak pernah kau dengarkan sebelumnya.
***
Sebelum aku berbicara tentang 18 track di dalamnya, marilah kita membedah dahulu sampulnya. Di atas sampulnya, terdapat sebuah lambang segitiga dan mata. Cukup mengingatkan saya kepada lambang yang terdapat pada lembaran uang dollar. Lalu ada sebuah pisau yang menikam mata itu, dan sebuah tulisan "Homicide".
Saya cukup suka dengan design yang polos itu. Lalu di belakangnya terdapat sebuah tulisan "Rather be forgotten than remembered for giving in" (Lebih baik dilupakan daripada diingat karena menyerah). Sebuah line yang diambil dari sebuah band hardcore asal Sweden, REFUSED! Terperanjat, seakan akan REFUSED hidup kembali, tapi kali ini mereka berteriak dengan cara lain, dan yang pastinya mereka sedang memegang microphone!
Ternyata di dalamnya masih ada sebuah casing, dan Hup! Kau tarik pelan pelan cover itu. Kerennnnn terdapat lagi line super keren itu. Rasanya yang membuat covernya sangat sangat suka REFUSED. Ada sebuah boombox di area kuburan bersama sama dengan seseorang yang memegang cangkul. Entah apa artinya. Apakah itu artinya Hip Hop telah bangkit dari liang kubur bersama sama dengan cd ini? Atau Homicide adalah penggemar film horror? Siapakah orang yang memegang cangkul itu? Ah perduli setan.
Di dalamnya terdapat lyric sheet dan sebuah booklet berisi tulisan tentang perjalanan Homicide yang ditulis oleh Ucok Aka Morgue Vanguard. Tulisannya cukup lucu, tentang Homicide yang terhenti karena masa masa ditinggal pacar dan DO. Apalagi sampai minder main di konser grindcore. Saya juga tertawa kecil ketika Ucok bercerita bagaimana mereka berdebat dengan marxist-leninist-bau amis yang super ortodox itu.
Gambar yang terdapat di dalam booklet dan lyric sheet juga keren keren. Ada gambar tumpukan buku buku dan Tan Malaka, Karl Marx, Noam Chomsky. Buku bukunya juga bermacam macam, ada yang tentang zine, buku tentang orgasme, buku nights of love sampai kedaulatan rakyat ataupun catatan pinggir. Ada sebuah spray dan Biz Markie Greatest hit di dekat buku buku itu.
***
Track pertama, Post Mortem Hip Hop/ [Dis] Empowerment (Intro) dimulai. Diawali dengan suara suara aneh, dan lalu ada suara seorang MC teriak teriak gak jelas. Sayang sekali, karena tidak ada liriknya saya tidak tau apa tepatnya yang dibicarakan. Akhirnya musik terhenti dan ada suara "guerilla operation" (dan sejenis ini lah). Keren deh keren.. Akhirnya, terdapat potongan potongan dari banyak pembicara. Pembicaraan, pidato, lagu ataupun sesuatu politix. Dari suara orang ngerap sampai suara yang hardcore hardcore dan diakhiri dengan "whateva… whateva…".
***
Track kedua, Boombox Monger, lagu yang cukup seru!! Yang benar saja, liriknya benar benar keren. Setiap liriknya keren, dan tak mungkin saya tulis disini satu persatu.
Makhnovist yang melukis realisme sosialis diatas kanvas Dada /Post-Mortem Hip-Hop takkan pernah berkaca bersama Fukuyama / dialektikakami tanpa radio dan visualisasi anti-HBO / tanpa agenda politik partaiyang membuat Mussolini membantai D’Annunzio / juga korporasimultinasional yang menjadikanmu lubang senggama / kooptasi kulturtandingan yang berunding dalam gedung parlemen Partai Komunis Cina /yang mereproduksi Walter Benjamin ke tangan setiap seniman Keynesian /yang mensponsori festival insureksi dengan molotov cap Proletarian® /instruksi harian dalam mekanisme kontrol pergulatan menuju amnesia /lupakan Colombus, karena Bush dan Nike® telah menemukan Amerika® /inkuisisi mikrofonik dalam kuasa estetika / yang merevolusikan polakonsumsi menjadi intelektualisme organik seperti Gramsci / ekonomimembuat kami mendefinisikan otonomi pada mesin foto kopi / rimaanti-otoritarian memandikan bangkai Hiphop® yang tak pernah kau otopsi/ membaca peta kekuasaan seperti KRS-ONE dan MC Shan / sambil meludahimodernitas seperti Foucault diatas neraka Panopticon / ketikaMoralitas® telah berubah menjadi candu seperti Marxisme® dan Agama®/ maka MC mengambil mikrofon dan melahirkan tragedi dari puncakValhalla / karena Ardan® dan kalian hanya akan melahirkan kombinasibusuk seperti Iwan / dan Djody, dikotomi antara Farakhan, Amrozy, danNazi / bongkar paksa setiap parodi labirin eforia sensasional HarryRoesli / B-boy semiotika artifak simultan antara ekstasi dan revolusi /setiap properti privat adalah galeri dan merubah eksistensi / menjadipertahanan paling ofensif para Darwinis yang menolak menjadi partisan / Cukup keren kan? Tapi lebih keren lagi kalau membaca penjelasannya.
***
Altar Ruins adalah track yang sedang mengantri. Sebuah lirik yang ditulis di dalam bahasa inggris. Musiknya lumayan dark, dengan hentakan drum yang keren. Akhirnya di tengah tengah lagu itu ada sebuah gumaman dan teriakan.
DI penjelasannya, saya suka dengan line line:
Who needs ideology if ideas are for everyone?
Every tool is a weapon if you hold it right! - Ani DiFranco, sebotol coca cola akan memiliki makna yang berbeda jika terisi bensin dan secarik kain.
***
Puritan adalah lagu klasik Homicide. Lagu ini sebenarnya adalah kritik terhadap tradisi manusia manusia fasis dengan topeng agama dan Nasionalisme goblok, yang lebih memilih untuk menggunakan parang daripada otaknya. Mereka melakukan pembongkaran dan pemberangusan atas nama demokrasi dan agama. Entah sejak kapan manusia buta huruf yang tidak pernah baca buku itu tau siapa Albert Camus, Tan Malaka dan sederet penulis lain. Saya pun tak tau kenapa buku buku yang dimusnahkan itu disebut "kiri", mungkin yang menulis kidal?adalah bagaimana manusia menyebut nama tuhannya : “tebas lehernyadahulu baru beri dia kesempatan untuk bertanya” / pastikan setiap temalegitimasi agama seperti hak cipta / supaya dapat kucuci seluruhkesucianmu dengan sperma / persetan dengan Surga® sejak parameterpahala / diukur dengan seberapa banyak kepala yang kau pisahkan dengannyawa / kini leherku-lah yang membuat golokmu tertawa / target operasidi antara segudang fasis seperti FBR di Karbala /
…aku bersumpah untuk setiap jengkal markas yang kalian anggap layakbongkar / dan setiap buku yang nampak lebih berguna jika terbakar /jika setiap hal harus bergerak dalam alurmu yang sakral / sampai apiterakhir pun, neraka bertukar tempat dengan aspal / batalyon pembenciGommorah sucikan dunia dengan darah / menipiskan batas antara kotbahdengan gundukan sampah / jika membaca Albert Camus menjadi alasanbadan-leher terpisah / lawan api dengan api dan biarkan semua ratadengan tanah / lubang tai sejarah, memang dunia adalah / kakus raksasanikahi bongkah kranium kerdil berpinak ludah / jika idealisme-mutawaran untuk mengundang surga mampir / berikan bendera dan seragammu,kan kubakar sampai arang terakhir / sratus kali lebih dangkal darikolom Atang Ruswita / seribu kali lebih busuk dari tajuk majalah Garda/ untuk semua idiot yang berfikir semua ide dapat berakhir diperapian /tak ada dunia yang begitu mudah untuk kalian hitamputihkan / mendukungkeagungan layak Heidegger mendukung Nazi / propaganda basi, wahyusurgawi dengan bau tengik terasi / jika suci adalah wajib dan perbedaanharus melenyap / maka jawaban atas wahyu parang dan balok adalahbensin, kain dan botol kecap/
Rasanya tak mungkin semua potongan liriknya saya tulis. Entah bagaimana, lagu ini terdengar di kalangan manusia manusia beragama. Lagu ini sempat melegenda, karena setelah puas dengan penggebrekan dan pemusnahan buku, fasis fasis itu dengan hebatnya mengancam Homicide dengan alasan basi "penghinaan agama".
***
Lagu yang berikutnya adalah, Semiotika Rajatega. Lagu yang benar benar lucu, lagu untuk ngediss. Kalau saja seorang MC dihadapkan dengan lagu ini, maka bisa dipastikan dia hanya memegang microphone dan menjilatnya seperti menjilat es krim dengan kondom rasa strawberry.MC hari ini lebih banyak memakai topeng dari Zapatista / hampir sulitmembedakan antara bacot patriot dan miskin logika / bicara tentangskill dan kompetisi, mengobral sompral / jatuh setelah berkoar, laridengan ujung kontol terbakar / MC butuh federasi dan breakbeats berdasi/ untuk sekantung wacana basi dan eksistensi / MC Tampon, mencobamembuat mall menjadi Saigon / amunisi tanpa kanon, mucikari martir yanggagal mencari bondon / sarat kritik, kosong esensi seperti kotbah kyaiGolkar /
….
hiphop chauvinis, kontol kalian bau amis, memang tak akan pernah habis/ persis duet Hitler tanpa kumis dan Earth Crisis / krisis identitas,menyebut teman nongkrongnya ‘niggaz’ / sebut dan diss nama kami, kubuatbacot kalian karam seperti Tampomas /
…
lirikal neoliberal, yang memaksa indeks lirikmu turun drastis / danterlihat lebih dungu dari logika formal, terlalu tipikal / dan masihjauh dibawah horizon minimal / memiliki nasib yang sama dengan PSSIdalam kancah internasional / hadirkan konfrontasi maka MC lari mencaripengacara / dan mengakhiri argumen dengan histeria seperti Yudhistiratanpa hak cipta / jangan berharap unggul dengan skill bualan ala TVMedia / yang membuat kau dan Iwa tersungkur dalam satu kriteria
…
Then my favourite line:persetan dengan persatuan, hiphop hanya memiliki empat unsur / duamikrofon, kau dan aku, tentukan siapa yang lebih dulu tersungkur
Lalu diakhiri dengan:
MC Yang sama petantang-petentengsekarang membawa Icon Peace lebih banyak daripada anggota SlankKalian para martir hiphop, patriot tai kucingYang membela lubang pantat logika dengan darahSiapkan microphone kalian dan siapkan untuk menutup lubang tai sejarahdan bagi kalian yang menginterpretasikan lagu ini untuk kalian..Lebok tah Anjing!
***
From Ashes Rise! FIghting Black Bloc in Genoa Rise! All ya’ll DIY Militias Rise! Food Not Bombs World Wide Rise! Every Fighters All over Indonesia, Rise!
I think it speak for itself
***
Banyak sekali remix, seperti versi lain puritan, From AShes Rise Remix, dan Boombox Monger Remix. Beberapa track yang hanya berupa pembacaan puisi adalah Sajak Suara (Karya Wiji Tukul) dan Barisan Nisan.
Hanya suara suara kasar di background, dan seperti pembacaan puisi Ucok mulai memaki. Ah, betul betul keren. Salah satu line favourite saya di lagu Barisan Nisan:
"Oh Betapa menariknya dunia yang sudah pasti, menjamin semua nyawa dan pluralitas dengan lembaran kontrak asuransi, dengan janji pahala bertubi, dengan janji akumulasi lebih, bursa saham, dan dengan semantik semantik kekuasaan yag hanya berarti dalam kala ketika peroiode berkala para repreentatif di gedung parlemen memulai tawae-menawar jatah kursi dan kekuatan hanya berlaku pasca konsumsi cairan suplemen tonik dan para bigot bertemu kawanan dan cinta hanya akan berlabuh setelah melewati sederetan birokrasi ideologi berwarna merah, hijau, hitam, kunidng dan biru, merah, putih dan biru, merah, dan putih"
***
Mungkin sangat mustahil untuk mereview setiap track dan menjelaskan arti dari setiap lirik di album ini. Karena nantinya, review ini akan menjadi sangat sangat panjang sekali. Tapi saya sangat merekomendasikan album ini. Ah, satu lagi line keren di lagu membaca Gejala dari Jelaga "Kita tantang kutukan, kita kutuk pantangan".